Pengurangan risiko bencana melalui Optimalisasi struktur bangunan

Banyaknya korban bencana gempa bumi justru tidak disebabkan oleh bencana itu sendiri melainkan akibat tertimpa oleh bangunan atau benda-benda lain yang menyebabkan orang di dalamnya bisa luka-luka atau bahkan meninggal. Sehingga sangat penting pada wilayah rawan bencana gempa bumi untuk melakukan optimalisasi kekuatan struktur bangunan apalagi pada bangunan-bangunan yang mempunyai fungsi yang sangat penting sebagai pelayanan publik seperti rumah sakit dan sekolahan.

Tahap Evaluasi

Tahap pengurangan risiko bencana dapat dilakukan melalui evaluasi kinerja bangunan. Evaluasi dilakukan pada struktur utama bangunan seperti: pondasi, balok, kolom, pelat, dan ditunjang oleh atap dan dinding bangunan. Baru kemudian dilakukan evaluasi pada komponen tambahan yang menjadi komponen penunjang operasional/layanan dari fungsi bangunan tersebut.

Tahap kesiapsiagaan dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya gempa bumi yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Pada bangunan, tahap ini dilakukan dengan cara inspeksi rutin atau audit bangunan.

Continue reading

Tsunami Hazard Assessment (THA)

sumber: USGS

sumber 2: USGS

Potensi bahaya tsunami di suatu tempat disebabkan oleh:

  • Adanya sumber gempa yang mekanisme bidang sesarnya menyebabkan tsunami (Tsunamigenic)
  • Bentuk/kedalaman dasar laut (Bathymetry)
  • Bentuk dan ketinggian permukaan pantai (Topography)

Ukuran dampak kejadian tsunami dihitung berdasarkan:

  • Jarak landasan rendaman tsunami di daratan (inundation)
  • Tinggi maksimum tsunami di daratan (Run up)
  • Waktu tempuh gelombang tsunami dari sumbernya hingga ke pantai (Travel time)

Continue reading

Tanda, karakteristik dan strategi efektif pengurangan risiko Tsunami

Tsunami adalah peristiwa yang jarang terjadi namun sebenarnya didahului oleh tanda-tanda terlebih dahulu. Tanda-tanda akan datangnya tsunami adalah:

  1. Tsunami yang disebabkan oleh gempa bumi tektonik maka kejadiannya selalu didahului oleh gempa besar yang terjadi di dasar laut dengan kekuatan >7 SR pada kedalaman yang dangkal <60 km. lihat gambar.
  2. Mekanisme patahan gempa pada lempeng di dasar laut adalah jenis patahan naik/turun (normal/reverse fault)
  3. Sesaat setelah gempa terjadi, air surut terlebih dahulu menuju laut hingga mencapai panjang tertentu.
  4. Tsunami juga dapat terjadi karena peristiwa letusan gunung api di bawah laut, longsor di bawah laut, dan/atau akibat dari hamtaman meteor di tengah laut.

Air surut setelah terjadi gempa besar, masyarakat tidak segera menjauh dari pantai justru mencari ikan-ikan yg terdampar.

Karakter secara umum dari gelombang tsunami itu sendiri adalah:

  1. Tsunami mengandung berbagai komponen gelombang karena gelombang tsunami mengalami proses shoaling, refraksi, difraksi dan refleksi, yang pengertiannya saya tuliskan di postingan sebelumnya pada judul mengenal karakter tsunami.
  2. Kecepatan jalar gelombang tsunami berkaitan erat dengan kedalaman air laut yang dilaluinya. Sedangkan tinggi gelombang tsunami berbanding terbalik dengan kedalaman laut.
  3. Bila kedalaman laut berkurang setengahnya, maka kecepatan penjalaran gelombang berkurang tiga perempatnya. Sedangkan tinggi gelombang tsunami justru akan bertambah jika mendekati pantai, karena adanya perubahan kedalaman laut yang dilalui tsunami. Di laut lepas tsunami memiliki kecepatan merambat yang sangat tinggi, yaitu bisa mencapai 200 m/s atau 700 km/jam. lihat gambar.
  4. Berkaitan dengan panjang gelombang tsunami yang sangat panjang, Tsunami mempunyai energi yang sangat besar hal ini dikarenakan secara teoritis disebutkan bahwa kehilangan energi pada perambatan gelombang berbanding terbalik dengan panjang gelombangnya. Sehingga dalam penjalarannya tsunami hanya kehilangan sedikit energi.

Continue reading

Mengenal karakter Tsunami

Belajar dari Tsunami di Jepang yang terjadi pada tanggal 11 April 2011, dan tsunami yang tak kalah hebatnya yaitu tsunami di Aceh pada tanggal 26 Desember 2004 yang lalu maka banyak yang dapat dipelajari dari jejak-jejak yang ditinggalkan oleh terjangan tsunami yang menghantam wilayah Honshu Jepang dan pantai Barat Sumatera. Gelombang tsunami tak hanya melewati dan menenggelamkan apa saja yang ada di daratan namun juga mempunyai efek merusak yang luar biasa pada pohon, bangunan dan infrastruktur yang ada di daratan dan menghanyutkannya hingga tak tersisa.

Tsunami mempunyai panjang gelombang 100-200 km yang berbentuk ellips dengan amplitudo sekitar 5 meter, dan periode berkisar antara 10-60 menit. Kecepatan jalar gelombang tsunami berkaitan erat dengan kedalaman air laut yang dilaluinya. Sedangkan tinggi gelombang tsunami berbanding terbalik dengan kedalaman laut. Bila kedalaman laut berkurang setengahnya, maka kecepatan berkurang tiga perempatnya. Sedangkan tinggi gelombang tsunami justru akan bertambah jika mendekati pantai, karena adanya perubahan kedalaman laut yang dilalui tsunami. Di laut lepas tsunami memiliki kecepatan merambat yang sangat tinggi, yaitu bisa mencapai 200 m/s atau 700 km/jam.

Continue reading

kawasan di Jogja ini juga rentan

1. Jembatan Rentan roboh

Masih ingat pemberitaan di media media pada Nopember 2011 yang lalu bahwa di Kalimantan terjadi peristiwa runtuhnya jembatan yang menyeberangi sungai Mahakam “golden gate nya Kalimantan” yang menelan banyak korban jiwa? sudah tentu ambruknya jembatan adalah karena konstruksi jembatan yang tidak kuat terutama pada pemasangan pasak jembatan. padahal jembatan tersebut baru selesai dibangun pada tahun 2002 dan diperkirakan akan bertahan hingga puluhan tahun kedepan.

Nah waktu awal tahun 2012 waktu saya dan teman-teman kantor melakukan survey kecepatan tanah di daerah selatan Srandakan. Dan saat kami melewati jembatan di wilayah Srandakan saya melihat hal yang menarik dari gambar di bawah ini:

Continue reading

Durasi efektif gempa dengan metode Brady and Trifunac

Rekaman gempa pada umumnya dapat dibagi menjadi 3-bagian. Bagian pertama adalah bagian initial weak part, bagian ke-2 adalah bagian strong part, dan bagian ke-3 adalah bagian final weak part. Bagian ke-2 yaitu strong part adalah bagian yang menyumbang sebagian besar energi atau bagian yang paling merusakkan dan membahayakan. Pada umumnya durasi gempa diukur dari awal sinyal datang hingga sinyal gempa berakhir atau durasi total gempa, dan kenyataannya pemakaian durasi total Td untuk menyatakan damage potensial adalah tidak akurat, sehingga perlu diketahui pula durasi efektif dari bagian strong part gempa untuk menentukan seberapa lama bagian ini berpengaruh pada damage potensial.

Continue reading

Hitungan sederhana menentukan waktu tempuh gelombang Tsunami

Grafik hubungan antara kedalaman laut (D) dengan waktu tempuh gelombang tsunami mencapai tepi pantai.

Grafik di atas menunjukkan waktu (dalam menit) yang diperlukan oleh gelombang tsunami menjalar dari episenter hingga ke tepi pantai(daratan) pada jarak 76.4 km, 99.2 km, dan 122 km untuk berbagai nilai kedalaman air laut (D). Tampak pada grafik bahwa semakin dekat jarak episenter ke tepi pantai atau semakin dalam air laut maka waktu tempuh gelombang tsunami mencapai tepi pantai semakin singkat/kecil.

Continue reading